Pengertian dan Pemahaman Tawassul |
Beberapa hari yang lalu, Al
haqiir bertemu
dengan seorang teman dari organisasi dan aliran tertentu, dan di saat itu kami
berdua berbincang-bincang tentang tawassul.
Ada yang menarik dari perkataan
teman saya yang satu ini tentang tawassul, teman saya berkata "kalau yang
kita tawassuli lupa dan tidak menyampaikan do'a kita, kan percuma, buat apa
tawassul?" dari perkataannya tersebut dapat saya simpulkan bahwa dia
memahami bahwa tawassul itu meminta tolong kepada orang yang dijadikan tawassul
untuk mendo'akan apa yang kita inginkan kepada Allah S.W.T, sehingga kalau
orang yang kita jadikan tawassul itu lupa, maka percuma kita tawassul.
Dari pemahaman-pemahaman yang keliru
inilah timbul berbagai macam anggapan dari kebanyakan orang bahwa orang yang
ziarah ke kuburan para wali dan orang yang tawassul adalah syirik.
Paling tidak ada beberapa hal
penting yang harus kita fahami untuk memahami pengertian tawassul dengan benar:
Pertama: Tawassul itu adalah salah
satu cara kita berdo'a kepada Allah S.W.T dan merupakan salah satu pintu dari
beberapa pintu untuk menghadap kepada Allah S.W.T. Tujuan yang hakiki dan yang
asli tetap Allah S.W.T, sedangkan orang yang dijadikan tawassul hanya sebagai
wasiilah atau lantaran untuk mendekatkan diri kepada Allah S.W.T dan agar do'a
kita lebih kabulkan oleh Allah S.W.T.
Kedua: Orang yang tawassul itu
seharusnya mempunyai satu keyakinan bahwa orang yang dijadikan tawassul ini
mempunyai maqom yang khusus dihadapan Allah S.W.T. dalam artian orang yang
dijadikan tawassul adalah orang yang dicintai oleh Allah S.W.T.
Ketiga: Orang yang tawassul tidak
boleh memiliki keyakinan bahwa orang yang dijadikan tawassul kepada Allah itu
dapat memberikan manfaat dan madlarat tanpa izin Allah, barangsiapa yang
meyakini bahwa orang yang dijadikan tawassul itu dapat memberikan manfaat dan
madlarat, maka dia adalah orang syirik.
Dari ketiga point di atas dapat kita
fahami bahwa tawassul itu meminta kepada Allah bukan selain Allah, Al
haqiir akan
memberikan contoh sederhana tentang tawassul agar kita lebih faham, katakanlah
anda ingin mengajukan sebuah proposal kepada presiden, sedangkan anda tidak
mengenal presiden sama sekali, maka kemungkinan proposal itu di terima dan di
setujui adalah sedikit, begitu juga kalau kita berdo'a kepada Allah S.W.T. jika
kita belum mengenal lebih dekat dengan Allah apalagi jika kita sering melanggar
aturan Allah, maka kemungkinan do'a kita diterima oleh Allah adalah sedikit.
Namun berbeda jika kita mengajukan
proposal kepada presiden dengan mengajak orang yang dia sayangi dan cintai, anak
atau cucunya mungkin!!!, tanpa menyuruh anak atau cucunya presiden tersebut
untuk mengajukan proposal, cukup kita yang mengajukan proposal dan anak atau
cucunya tersebut hanya menemani kita dalam satu ruangan bersama presiden, maka
kemungkinan besar proposal kita akan diterima oleh presiden, begitu juga
berdo'a kepada Allah, kalau kita mengikutsertakan orang yang disayangi dan
dicintai oleh Allah, maka kemungkinan besar do'a kita akan lebih terkabul.
Dalil-dalil diperbolehkannya
Tawassul
Sebenarnya banyak sekali dalil-dalil
yang memperbolehkan tawassul, diantaranya dalil Al-Qur'an surah al-maa'idah
ayat 35 yang berbunyi: يا أيها الذين أمنوا اتقوا
الله وابتغوا إليه الوسيلة (Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam kitab tafsir حاشية الصاوي diterangkan makna dari ayat tersebut adalah
lakukanlah segala sesuatu yang dapat mendekatkan kamu semua kepada Allah S.W.T.
seperti cinta kepada Nabi dan para Wali, syodaqoh, berkunjung ke kekasih Allah,
memperbanyak do'a, silaturrahiim, memperbanyak dzikir dan sholat dll,
dan termasuk salah satu cara untuk mendekatkan diri keoada Allah adalah
tawassul.
Sedangkan dalil hadits sendiri
banyak yang menerangkan tentang diperbolehkannya tawassul, salah satunya adalah
hadits riwayat bukhori muslim tentang tiga orang yang tertutup didalam goa,
kemudian mereka tawassul dengan amal mereka masing-masing, selain itu ada lagi
hadits yang dikeluarkan oleh imam hakim dalam kitab Al-Mustadrok dan hadits
inipun di shahihkan oleh beliau, yang menerangkan bahwa nabi Adam bertawassul
dengan Nabi Muhammad S.A.W.
Akhirnya semoga tulisan yang sedikit
ini bermanfaat untuk kita semua dalam memahami arti tentang tawassul, sehingga
kita tidak mudah untuk menuduh syirik kepada orang-orang yang ziarah ke
kuburan-kuburan para wali dan orang-orang yang melakukan tawassul.
Al- Fakiir Ketika bersama Al-'Allamah Al-Syaikh Ali As-Shabuni ( Mufassir )
|
0 komentar:
Posting Komentar